Selasa, 09 Oktober 2012

Tugas PMPG - Membuat Komik; "Hidrocomic"

Komik Hidrologi,
Salah satu pengembangan media pembelajaran berbentuk komik.
bisa download melalui link dibawah ini;












Senin, 24 September 2012

Tugas PMPG; Editing Layout Buku Ajar

Salah satu contoh editing buku ajar dari BSE (Buku Sekolah Elektronik), bisa download link di bawah ini;
http://www.4shared.com/office/-wyZWn6-/Buku_NAHROWI_OffrK2011_1107214.html

Rabu, 12 September 2012

Tugas PMPG - Impian Pengembangan Media Pembelajaran


Nama  : Nahrowi
NIM   : 110721435133
Kelas K / Offr. AA 2011

Mimpi Saya Setelah Mendapatkan Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran Geografi
Mimpi saya adalah, membuat game edukasi geografi berbasis Ms. Power Point untuk merangsang minat belajar siswa agar lebih giat dalam belajar. Saat ini siswa cenderung bosan dengan model pembelajaran yang ada, dengan guru sebagai peran utama dalam kelas. Guru hanya monotone berceramah di kelas, sedangkan siswa membutuhkan sebuah angin segar dalam proses pembelajaran. Berhubung saat ini yang saya tekuni adalah Microsoft Office, Saya bermimpi untuk bisa membuat game edukasi geografi berbasis Ms. Power Point dengan desain sederhana  tetapi menampilkan efek visual yang begitu menarik.
Untuk mencapai mimpi ini, langkah-langkah yang akan saya lakukan adalah:
a.       Browsing gambar, template, animasi, wallpaper, dll.
b.      Mencari literatur ke perpustakaan & internet.
c.       Bertanya kepada orang yang lebih ahli dalam desain komunikasi visual.
d.      Mencari  aplikasi pendukung dalam membuat  game.
e.       Mewujudkan mimpi saya
Dalam kehidupan sehari-hari, siswa telah sering bergelut dengan teknologi yang ada. Mereka cenderung lebih suka dengan pembelajaran yang dikemas dengan permainan. Dengan begitu, siswa tidak akan merasa bosan dan waktu akan terasa berlalu dengan cepat karena pembelajaran yang berlangsung secara interaktif. 
Dalam konteks ini, pendidik juga harus  membuat suasana dalam kelas berjalan baik, siswa ikut berperan aktif ketika belajar maka kondisi belajar tak akan membosankan. Sehingga suasana kelas akan menjadi hidup dengan adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa.

Media Massa dan Masyarakat Modern

Judul : Media Massa dan Masyarakat Modern
Pengarang : Wlliam L. Rivers - Jay W. Jensen - Theodore Peterson
Tahun : 2008


Buku ini berisi tentang perkembangan media sejauh ini. Dimana didalamnya bertulisakan bagaimana dunia nyata dan perkembangannya mempengaruhi perkembangan media massa. Namun, disisi lain, buku ini juga menuliskan bagaimana media massa itu sendiri memberikan pengaruh bagi dunia yang kita huni saat ini.
Dalam buku, pula, dituliskan kelemahan-kelemahan media massa yang berkembang saat ini, namun tujuannya bukanlah untuk membongkar seluruh kelemahan media atau mengkritik keberadaannya, tetapi menjelaskan tentang keberadaan dan pengaruh media massa.

Kamis, 30 Agustus 2012

Meteorologi - Klimatologi Buku III oleh Drs. Dwiyono Hari Utomo, M.Pd.

Dwiyono Hari Utomo, (1999). Meteorologi - Klimatologi. Malang ; Universitas Negeri Malang
dalam buku ini mengkaji tentang ilmu pengetahuan yang mempelajari atau membahas pembentukan dan gejala perubahan cuaca serta fisika yang berlangsung di atmosfer. Kemudian dari buku ini juga mempelajari cabang dari meteorologi yaitu klimatologi yang didalamnya mengkaji rata-rata gejala perubahan cuaca di atmosfer dalam jangka/kurun waktu yang sangat lama.

Pengantar Geografi Ekonomi oleh Drs. I Nyoman Ruja

I Nyoman Ruja, (2000). Pengantar Geografi Ekonomi. Malang ; Universitas Negeri Malang.
dalam buku ini mempelajari tentang aspek keruangan struktur ekonomi manusia termasuk didalamnya membahas tentang unsur-unsur pembangunan ekonomi, meliputi; Penduduk (Sumberdaya Manusia), Modal (Capital), Sumber Daya Alam, Teknologi dan Fungsi Wiraswasta. Selain itu juga membahas tentang Industri dan Industri Subtitusi Impor yang didalamnya meliputi; Pengertian Industri dan Pengertian Industri Subtitusi Impor.

Rabu, 29 Agustus 2012

Demografi oleh Budijanto & A. Amiruddin

 Budijanto, A. Amiruddin, (1991). Demografi. Malang; IKIP Malang.
buku ini mempelajari dinamika kependudukan, meliputi ukuran, struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan.

Spirit of My Life

Sepiro Gedene Sengsoro, Yen Tinopo Amung Dadi Coba

Jumat, 04 Mei 2012

Microsoft Power Point 2010

pengen tahu bagaimana Power Point yang ada suaranya? silahkan klik tautan di bawah ini
http://www.4shared.com/file/YmaHQr8f/tugas9_owigigihyunirini.html

Microsoft Publisher 2010

melalui Ms. Publisher 2010, kita dapat membuat berbagai macam pamflet, sertifikat, kartu nama, kalender, dll. nah dibawah ini merupakan tautan salah satu hasil dari pekerjaan saya di Ms. Publisher 2010, .silahkan download;
http://www.4shared.com/file/NnMbCzuc/Nahrowi_OffrK_110721435133.html

Kamis, 03 Mei 2012

Microsoft Office Excel 2010

Mengenal lebih dalam tentang Microsoft Office Excel 2010
http://www.4shared.com/file/O3Yyoj9-/Nahrowi_110721435133_AA_OffrK.html

tampilan power point Ms. 2010

beberapa tampilan power point Ms. 2010
http://www.4shared.com/file/nROCpioV/nahrowi_novita.html

Aplikasi serta Website

ehm, .kebingungan mencari Aplikasi serta Website penunjang aktifitas belajar Geografi? mungkin tautan di bawah ini dapat membantu mengatasi masalah anda;
http://www.4shared.com/file/hwZMFVaJ/Aplikasi_serta_Website_Nahrowi.html

(Connectify dan Rockmelt) Aplikasi Serta Mesin Browser Sebagai Sarana Untuk Berwirausaha Melalui Jaringan Hotspot

bagaimana sih cara berwirausaha melalui jaringan hotspot dengan biaya yang relatif terjangkau? nah, silahkan klik tautan di bawah ini;
http://www.4shared.com/office/Y498zoMr/TugasAkhir_NAHROWI_OffrK_11072.html

belajar tentang ilmu geografi hanya di:

http://www.geography.com/

geologi

sekedar iseng aja, bagi yang pengen tau tentang ke-Geologian, silahkan klik tautan dibawah ini 

http://www.bgl.esdm.go.id/images/stories/geomagazine/pdf/geomagz201203.pdf

Penataan Ruang dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Air di Lampung Barat


Tema: Penataan Ruang dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Air di Lampung Barat

Pendahuluan
Terlebih dahulu, perlu diperjelas pengertian sumberdaya air yang dimaksud di dalam essay ini, untuk membedakannya dengan pengertian sumber air, dan air itu sendiri sebagai bahan baku potensial yang dimanfaatkan untuk kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Pembedaan pengertian terhadap ketiga unsur tersebut akan memberikan pengertian terhadap pola pengelolaannya.
Pengertian sumberdaya air di sini adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti air laut, air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dari keempat jenis air tersebut, sejauh ini air permukaan merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat Indonesia.  Untuk itu, air permukaan yang umumnya dijumpai di sungai, danau, dan waduk buatan akan menjadi perhatian utama dalam diskusi pada kesempatan ini.
UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa pendayagunaan sumber daya air harus ditujukan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pengertian yang terkandung di dalam amanat tersebut adalah bahwa negara bertanggungjawab terhadap ketersediaan dan pendistribusian potensi sumberdaya air bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian pemanfaatan potensi sumberdaya air harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi prinsip-prinsip kemanfaatan, keadilan, kemandirian, kelestarian dan keberlanjutan.
Sumberdaya air sebagai bagian dari sumberdaya alam (natural resources), di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 – 2004 disebutkan diarahkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang yang dalam pengusahaannya diatur dengan undang-undang.
Berdasarkan hal tersebut dalam salah satu rumusan dari 7 (tujuh) misi penyelenggaraan tugas Kementerian Pekerjaan Umum melalui Kimpraswil (Kebijakan dan Program Terpadu Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah) di dalam mencapai visi Kementerian adalah “Penyelenggaraan permukiman, prasarana wilayah dan sumber daya air yang berwawasan lingkungan dan berdasarkan penataan ruang”. Dengan demikian misi Kementerian Kimpraswil ini memberikan pengertian bahwa dalam rangka melaksanakan tugas pembangunan yang diamanatkan oleh GBHN 1999-2004 tentang pengelolaan potensi sumberdaya air harus dilandaskan pada aspek penataan ruang, yang secara kebetulan bidang penataan ruang di Kementerian Kimpraswil berada dalam satu Direktorat Jenderal, yakni Direktorat Jenderal Penataan Ruang.
Kebijaksanaan dasar yang diterapkan dalam pengelolaan sumber daya air adalah:
1.      Pengelolaan sumberdaya air secara nasional harus dilakukan secara holistik, terencana, dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan nasional dan melestarikan lingkungan, untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat dan menjaga kesatuan dan ketahanan nasional.
2.      Pengelolaan sumberdaya air harus dilakukan secara terdesentralisasi  dengan berdasar atas daerah pengaliran sungai (DPS) sebagai satu kesatuan wilayah pembinaan.
3.      Pengelolaan sumber daya air harus berdasar prinsip partisipasi dengan melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan dalam seluruh aspek kegiatan (perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan pembiayaan) untuk mendorong tumbuhnya komitmen semua pihak yang berkepentingan.
4.      Pengelolaan sumber daya air diprioritaskan pada sungai-sungai strategis bagi perkembangan ekonomi, kesatuan, dan ketahanan nasional dengan memperhatikan tingkat perkembangan sosio-ekonomi daerah, tuntutan kebutuhan serta tingkat pemanfatan dan ketersediaan air.
Masyarakat yang memperoleh manfaat/kenikmatan atas air dan sumber-sumber air secara bertahap wajib menanggung biaya pengelolaan sumber daya air (users pay and cost recovery principles).

Kondisi sumber daya air di wilayah Lampung barat
DATA UNDP tahun 2004 menyatakan separuh penduduk Indonesia tidak mampu memperoleh air bersih dan sanitasi yang layak. Bahkan, tahun 2011 ada sejumlah daerah di Indonesia yang mengalami krisis air bersih akibat kemarau berkepanjangan. Tentu kondisi ini sangat memprihatinkan jika melihat betapa pentingnya air bersih bagi kelangsungan masyarakat yang sehat. Salah satu daerah yang dilanda krisis air bersih adalah Lampung Barat. Posisi geografis Lampung Barat berada di bagian Barat Provinsi Lampung, berbatasan dengan laut lepas (Samudera Hindia), menjadi hulu dari sungai-sungai besar yang mengalir ke wilayah Provinsi Lampung serta mempunyai topografi yang sangat fluktuatif, mulai dari datar (pantai) sampai begelombang (gunung dan perbukitan). Meskipun Lampung Barat terletak di wilayah yang cukup unik, permasalahan krisis air bersih masih menghantui masyarakat sekitar.
Dalam rangka mendukung ketahanan pangan di Lampung Barat Dinas Pekerjaan Umum melaksanakan Program Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya.  Jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Lampung Barat umumnya mempunyai jenis irigasi sederhana/desa yang disebabkan oleh kondisi Lampung Barat yang berbukit-bukit dan tersebar di hampir seluruh Kabupaten Lampung Barat.
Tabel : Kondisi irigasi desa Kabupaten Lampung Barat tahun 2007-2009
NO
KONDISI IRIGASI DESA
Tahun (Ha)
2007
2008
2009
1
Baik/Baik Sekali
2.444,08
3.004,08
3218,18
2
Sedang
9.642,61
9.186,61
9130.33
3
Rusak/Kritis
2.475,24
2.375,24
2213.41
 
TOTAL
14.561,93
14.561,93
14.561,93

Tabel : Kondisi irigasi teknis Kabupaten Lampung Barat tahun 2007-2009
NO
KONDISI IRIGASI Teknis
Tahun (Ha)
2007
2008
2009
1
Baik/Baik Sekali
3.055
2.553
2.853
2
Sedang
867
1.369
2.675,23
3
Rusak/Kritis
110
110
636,25
 
  TOTAL
4.032
4.032
4.032
Dari sajian data diatas, dapat kita lihat bahwa terus terjadi peningkatan kondisi irigasi baik irigasi desa maupun irigasi teknis sehingga target produksi pangan dapat meningkat sehingga terwujud program ketahanan pangan nasional.  Kabupaten Lampung Barat sebagian besar berada di daerah pesisir pantai sehingga banyak daerah yang terancam abrasi pantai dan merupakan daerah yang rentan terhadap gelombang pasang sehubungan dengan issue pemanasan global dunia. Wilayah Lampung Barat juga banyak memiliki sungai-sungai yang pada saat musim penghujan mengancam permukiman, persawahan dan prasarana transportasi yang pada akhirnya akan menghambat aktifitas penunjang kegiatan perekonomian dan mobilisasi barang dan manusia.

Latar belakang masalah
Sumberdaya air sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Saat ini kebutuhan akan air bersih, baik kualitas maupun kuantitasnya, semakin meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Walaupun wilayah Indonesia memiliki 6% dari persediaan air dunia atau sekitar 21% persediaan air Asia Pasifik, namun kelangkaan dan kesulitan mendapatkan air bersih dan layak pakai menjadi permasalahan yang mulai munculdi banyak tempat dan semakin menggejala dari tahun ke tahun. Kecenderungan konsumsi air naik secara drastis, sedangkan ketersediaan air bersih cenderung menurun akibat kerusakan alam dan pencemaran. Kondisi yang sama dialami juga oleh penduduk di wilayah Lampung Barat. Walaupun memiliki sejumlah potensi sumberdaya air yang besar, namun kesulitan untuk mendapatkan air bersih dan layak pakai masih terjadi di beberapa tempat. Selain faktor musim; kekeringan berkepanjangan, faktor dari manusianya juga mempengaruhi; privatisasi air bersih oleh pihak swasta dan pencemaran lingkungan serta eksploitasi sumber daya alam air yang berlebihan oleh masyarakat sekitar.

Issues pengelolaan sumber daya air
1.    Secara umum masalah pengelolaan sumberdaya air dapat dilihat dari kelemahan mempertahankan sasaran manfaat pengelolaan sumberdaya air dalam hal pengendalian banjir dan penyediaan air baku bagi kegiatan domestik, municipal,  dan industri.
2.    Masalah pengendalian banjir sebagai bagian dari upaya pengelolaan pengelolaan sumberdaya air, sering mendapatkan hambatan karena adanya pemukiman padat di sepanjang sungai yang cenderung mengakibatkan terhambatnya aliran sungai karena banyaknya sampah domestik yang dibuang ke badan sungai sehingga mengakibatkan berkurangnya daya tampung sungai untuk mengalirkan air yang datang akibat curah hujan yang tinggi di daerah hulu.
3.    Pada sisi lain penyediaan air baku yang dibutuhkan bagi kegiatan rumah tangga, perkotaan dan industri sering mendapatkan gangguan secara kuantitas–dalam arti terjadinya penurunan debit air baku akibat terjadinya pembukaan lahan-lahan baru bagi pemukiman baru di daerah hulu yang berakibat pada pengurangan luas catchment area sebagai sumber penyedia air baku. Disamping itu, secara kualitas penyediaan air baku sering tidak memenuhi standar karena adanya pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga, perkotaan, dan industri.
4.    Dengan diberlakukannya Undang-undang 22/1999 tentang Otonomi Daerah, masalah pengelolaan sumberdaya air ini menjadi lebih kompleks mengingat Satuan Wilayah Sungai (SWS) atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS) secara teknis tidak dibatasi oleh batas-batas administratif tetapi oleh batas-batas fungsional, sehingga dengan demikian masalah koordinasi antar daerah otonom yang berada dalam satu SWS atau DPS menjadi sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya air.
5.    Perubahan peran Pemerintah dari institusi penyedia jasa (service provider) menjadi institusi pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha (enabler) agar memiliki kemampuan dalam menyediakan kebutuhan air dan menunjang kegiatan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga perlu adanya upaya-upaya pemberdayaan masyarakat pengguna air untuk mengelola dan melestarikan potensi-potensi sumber daya air.
6.    Pengelolaan sumberdaya air menghadapi berbagai persoalan yang berhubungan berbagai macam penggunaan dari berbagai macam sektor (pertanian, perikanan, industri, perkotaan, tenaga listrik, perhubungan, pariwisata, dan lain-lain) baik yang berada di hulu maupun di hilir cenderung semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini telah banyak menimbulkan dispute antar sektor maupun antar wilayah, yang pada dasarnya merupakan cerminan dari adanya conflict of interests yang tajam serta tidak berjalannya fungsi koordinasi yang baik. Pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan berdasarkan strategi pemanfaatan ruang yang banyak ditentukan oleh karakteristik sumber daya air.

Penataan ruang dalam pengelolaan sumber daya alam air di wilayah Lampung barat
1.    Proses penataan ruang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan permukiman dan pengelolaan sumberdaya air. Mengacu kepada Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa penataan ruang mencakup pengembangan lahan, air, udara dan sumberdaya lainnya. Dengan demikian pengelolaan sumberdaya air adalah bagian dari penataan ruang.
2.    Secara prinsip, sasaran strategis pengelolaan potensi sumberdaya air adalah menjaga keberlanjutan dan ketersediaan potensi sumberdaya air melalui upaya konservasi dan pengendalian kualitas sumber air baku. Sasaran strategis tersebut ditempuh melalui 4 (empat) tahapan yang saling terkait, yaitu perencanaan, pemanfaatan, perlindungan, dan pengendalian.  
3.    Pendekatan penataan ruang yang bertujuan untuk mengatur hubungan antar berbagai kegiatan dengan fungsi ruang guna tercapainya pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien, produktif dan berkelanjutan merupakan pendekatan yang fundamental di dalam pengelolaan sumberdaya air sebagai bagian dari sumberdaya alam, terutama di dalam meletakkan sasaran fungsional konservasi dan keseimbangan neraca air (water balance).
4.    Didalam UU Nomor 24/1992 tentang Penataan Ruang, terdapat hirarki perencanaan berdasarkan skala yang berbeda  meliputi : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota (RTRWK). Selain itu, dikenal pula adanya rencana-rencana tata ruang yang sifatnya strategis-fungsional, seperti Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata Ruang Kawasan, hingga Rencana Detail Tata Ruang Kota.
5.    Untuk skala Nasional, RTRWN memberikan arahan makro dalam pengelolaan sumber daya air, dimana pengembangan sumber daya air harus selaras dengan pengembangan kawasan permukiman dan kawasan andalan. Pengembangan sumber daya air harus memperhatikan keseimbangan antara supply dan demand dalam mendukung aktivitas ekonomi pada kawasan-kawasan tersebut.
6.    Untuk skala Pulau, maka Rencana Tata Ruang Pulau memberikan arahan bahwa pengembangan sumber daya air harus selaras dengan sistem kota-kota (pusat-pusat permukiman), mengingat sistem dan hirarki kota-kota memberikan implikasi pada pola pengembangan sumber daya air.
7.    Untuk skala Propinsi, RTRWP memberikan arahan bahwa pengembangan sumber daya air bukan hanya penting untuk mendukung kawasan permukiman, namun lebih diprioritaskan untuk mendukung pengembangan kawasan-kawasan strategis dalam lingkup Propinsi, misalnya kawasan strategis pertanian, industri, pariwisata, dan sebagainya. 
8.    Untuk skala kawasan, dapat dilakukan Zonasi seperti wilayah Jabotabek, yaitu :
a.       Zona I merupakan zona rendah sepanjang garis pantai, seringkali banjir, memiliki tanah yang lembek dan adanya intrusi air laut ke air bawah tanah
b.      Zona II merupakan zona rendah, beresiko banjir, baik untuk budidaya tanaman pangan, dan air tanah yang sensitif (rawan) terhadap polusi
c.       Zona III merupakan zona datar dengan muka tanah yang relatif tinggi, memiliki slope cukup, kualitas air tanah yang baik, dan tidak ada resiko banjir, walaupun kerap tergenang.
d.      Zona IV merupakan zona berbukit, berlokasi pada dataran agak tinggi, tidak ada resiko banjir maupun genangan, lahan relatif subur, namun ketersediaan air tanah sedikit karena merupakan daerah tangkapan air (catchment area) bagi zona I, II, dan III.
e.       Zona V merupakan zona pegunungan dengan kelerengan (slope) yang tinggi dan kecepatan aliran permukaan (fast flowing surface water) yang tinggi pula
9.    Untuk lingkup Kabupaten dan Kota, Rencana Tata Ruang Wilayah mengatur alokasi ruang bagi sektor-sektor. Analisa neraca air (water balance) sangat penting berdasarkan ketersediaan seluruh potensi sumber daya air serta kebutuhan akan air (baik untuk sektor, permukiman perkotaan, maupun perdesaan).

Kesimpulan
Pengelolaan sumber daya alam air yang tepat merupakan hal yang sangat fundamental dalam pengelolaan sumber daya air bersih, dimana proses perencanaan, pemanfaatan, perlindungan dan pengendalian dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan dengan daerah pengelolaan air sebagai satu kesatuan pengelolaan terpadu dengan memperhatikan sistem pemerintahan yang berlaku. Sehingga dapat menciptakan suatu penataan ruang dalam pengelolaan sumberdaya alam air yang tepat demi keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kehutanan.“Panduan Perlindungan Sumberdaya Air Metode Deliniasi-Zonasi Dan Sumur Resapan. Bahan materi kuliah geografi sumber daya alam, minggu 6. Universitas Negeri Malang
Sari Astuti, Ike. 2012. “Sumber Daya Air : Potensi, Sebaran dan Permasalahan”. Materi disampaikan dalam kuliah geografi sumber daya alam, Minggu 6, GEP 469. Malang. Universitas Negeri Malang
Indra Gumay Yudha, M.Si.(staf pengajar PS Budidaya Perairan, FP, Universitas Lampung) Email: indra_gumay@yahoo.com Sumberdaya Air Di Provinsi Lampung”. www.scribd.com (diakses tanggal 2 Mei 2012)
Bahaya Krisis Air. http://www.lampungpost.com/surat-pembaca/30149-bahaya-krisis-air.html (diakses tanggal 2 Mei 2012)

Radar Lampung; Pemkot Soroti Krisis Air Bersih

Pembangunan Jaringan Air Bersih http://www.lampungbarat.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1126&Itemid=142 (diakses tanggal 2 Mei 2012)
Geliat Pembangunan Fisik Di Kabupaten Lambar, Infrastruktur Bagus Pelaksanaan Pembangunan Lancar http://www.lampungbarat.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=1656&Itemid=1(diakses tanggal 2 Mei 2012)
Kementerian Pekerjaan Umum.“Kimpraswil (Kebijakan dan Program Terpadu Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah)”. www.pu.go.id/ (diakses tanggal 2 Mei 2012)
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (3)